Saat Ide-ide Bisnis Mahasiswa Tumpah Ruah

Kompas.com - 20/01/2013, 13:22 WIB
Caroline Damanik

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke kampus Prasetiya Mulya Business School di BSD Serpong, Sabtu (19/1/2013), siapa pun bisa geleng-geleng kepala. Hampir semua stand produk bisnis para mahasiswa dalam acara Entrepreneur Day 2013 diwarnai ide-ide segar dan brilian yang selama ini dipandang sebelah mata atau bahkan terlewatkan. Tentu saja, mereka juga ingin menjadi pemenang dalam ajang ini.

Ya, Entrepreneur Day adalah ajang lomba ide dan kreativitas bisnis yang digelar setiap tahun oleh Prasetiya Mulya Business School. Tahun ini, dengan tema "Sustanation", ajang ini diharapkan tak hanya menginspirasi para remaja untuk berwirausaha tetapi juga memperhatikan alam dan lingkungan sosial.

Kita mulai dari 26 stand para mahasiswa bisnis semester 1 dalam kategori produk bisnis berbasis teknologi. Para mahasiswa yang baru masuk kuliah pada pertengahan tahun lalu ini menampilkan konsep sederhana namun memiliki potensi bisnis yang besar. Ada tiga sub-kategori produk bisnis berbasis teknologi yang ditampilkan oleh para mahasiswa baru ini, yaitu Digunakan Kembali (Re-use), Menghemat (Reduce) dan Memudahkan.

Yovita dan Luvita, salah satunya. Bersama beberapa teman, mereka menghasilkan prototipe produk yang dinamakan "Resik". Menurut mereka, Resik adalah jawaban atas masalah lingkungn yang disebabkan oleh limbah detergen.

"Jadi ini alternatif detergen yang ramah lingkungan. Ini terinspirasi dengan budaya mencuci tradisional. Dulu, orang mencuci menggunakan buah lerak. Kami lalu membuat Resik. Tetap ada busanya, tapi ramah lingkungan," ungkap Yovita

"Buah lerak ini kami datangkan langsung dari Jogja. Sesudah dihancurkan lalu dikemas dengan kain-kain perca ini," tambah Luvita.

Menurut Luvita, Resik juga aman digunakan oleh para perempuan yang kerap mengalami alergi karena detergen ketika mencuci. Mereka mengemas kantung-kantung lerak dalam keranjang rotan kecil dan dijajakan dengan harga 10 ribu.

Fodi Sinaga dan empat orang lainnya menampilkan produk yang berbeda. Mereka namakan "Tobaccoal". Dengan mengadopsi prinsip kerja exhaust fan dan penyaring udara, mereka membuat penyaring udara mini yang bisa dibawa ke mana-mana sehingga asap rokok penggunanya bisa langsung diserap. Bahkan, Tobaccoal hanya perlu disambungkan ke komputer atau laptop dan tape mobil sebagai sumber energinya hanya dengan sambungan USB.

Prototipe Tobaccoal dibuat dari kipas (fan) berukuran kecil, arang, kotak tisu plastik, dan gelas plastik dengan tutup. Prinsipnya, asap rokok akan diserap oleh exhaust fan mini dan disaring oleh arang yang ada di belakang kipas.

"Kita tahu arang kan sifatnya menetralisir. Jadi asap rokok akan dinetralisir oleh arang. Saat ini, memang udara yang dihasilkan masih berbau arang. Namun, ke depannya, kita bisa kembangkan dengan memasang pewangi di belakangnya sehingga udara yang ditimbulkan pun lebih segar," ungkap Fodi.

Ide yang cemerlang bukan?

Lebih serius

Produk-produk bisnis yang lebih serius tampak di area stand kategori produk bisnis Business Creation. Kategori ini diikuti oleh para mahasiswa semester 3 yang mengikuti mata kuliah dengan judul yang sama.

Mereka tak lagi hanya menghadirkan prototipe, tapi diminta untuk menghadirkan langsung produk bisnis mereka. Ada 25 stand yang terbagi dalam empat sub-kategori, yaitu Creative 1, Creative 2, Food and Beverage, dan Fashion.

Mischiare misalnya. Meski baru ditekuni beberapa bulan saja, namun produk bisnis mereka sudah banyak dipesan melalui pemasaran di dunia maya.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau